Jumat, 04 Mei 2012
ISBD UTS
1 Latar
belakang diajarkannya ISBD
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi :
Kemampuan personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kemampuan akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan , menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, seta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
Kemampuan profesional : kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi :
Kemampuan personal : dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Kemampuan akademis : kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan , menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, seta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
Kemampuan profesional : kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
3.Hakekat Makhluk Budaya
Manusia : “Majemuk
Tunggal” dan “Dwi Tunggal”.
Budaya : “budi –
daya”, kekuatan / kemampuan dari akal.
Suwardi
Suryaningrat : Kodrati manusia makhluk budaya memiliki “cipta (IQ), rasa (EQ),
karsa (SQ). Menjadi kunci kehidupan.
Makhluk budaya :
“pencipta” dan “pendukung” kebudayaan.
Pencipta :
melahirkan / menghasilkan produk kebudayaan baik fisik nonfisik.
Pendukung :
pengguna, pengembang dan pelestari kebudayaan.
Kebutuhan
Makhluk Budaya Secara kodrati kebutuhan
makhluk budaya sama :
-
Kebutuhan jasmaniah (materi),
-
Kebutuhan rochaniah (im-materi/spiritual),
-
Kebutuhan personal, individu/pribadi (materi-non materi),
-
Kebutuhan kolektiv/kelompok/bersama (materi-non materi),
-
Kebutuhan biologis (evolusi/perkembangbiakan).
4 Arti wujud n unsur2 kebudayaan
-Wujud Idel : kompleksitas “ide-ide,
gagasan-gagasan, aturan-aturan, nilai dan norma-norma”. Sifat :
abstrak. ------Posisi : kalbu/ benak.
-Wujud sistem sosial : kompleks aktivitas/
perilaku manusia berpola dalam masyarakat (kolektif). Sifat :
konkrit, dapat diamati, dipelajari. Posisi : bentuk interaksi/
aktivitas/ hubungan masyarakat.
-Wujud fisik :
barang-barang/ benda-benda hasil kreasi dan karya
manusia. Sifat : materi/ fisik. Posisi : realita peralata hidup.
Unsur
unsur Kebudayaan.
Koentjaraningrat : sulit rumuskan kalimat
memadai untuk kebudayaan, ciri cirinya ada ‘7 unsur universal’ :
1.Sistem religi dan upacara
keagamaan,
2.Sistem dan organisasi
kemasyarakatan,
3.Sistem pengetahuan,
4.Bahasa,
5.Kesenian,
6.Sistem mata pencaharian hidup,
7.Sistem teknologi dan
peralatan.
5 Kebudayaan Barat dan
Timur.
Kebudayaan
Barat.
-A.Maslow : tiap kebudayaan memilih
kembangkan sebagian kecil ‘kemampuan/ potensi (unsur pembentuk) manusia’
: cipta, rasa, karsa/ IQ, EQ, SQ.
-To The Ann : ciri kebudayaan barat
dapat di identivikasi :
Sistem Pengetahuan.
-Yunani gunakan ‘akal budi/ pikiran – abstrak – ilmu’. Logika
beri ‘penalaran teratur dan argumentasi’ terhadap realita alam.
-Kualitas/ citra manusia :
intelegensi/ intelektualitas.
-Aristotels : akal budi (intelegensi) “mahkota” kodrat
manusia, ia ‘binatang berakal budi’.
-T. Aquinas & Deschartes : dengan akal budi,
realita alam didefinisikan, di golong golongkan, ditata dalam herarkhi berbeda.
-Hegel (positifisme) : yang “nyata
adalah rasional, dan yang rasional benar benar nyata”. Rasio, logika, --intelektual
: Tuhan/ nabi bagi manusia.
-Sistem berfikir barat (rumus
abstrak) pada realita : ‘kemana memasukkan realita alam tertentu, ia ---------gelisah
jika tak sesuai definisi dan kesimpulan rasio’.
v Ilmu : untuk mendapatkan “kebenaran
objektif berdasar data empiri”.
v Sikap pada alam.
2.
Bertrand Russel : tradisi “kuasai, serang dan peras/
ekspoitasi” alam.
v Percaya penuh ‘kemampuan
intelektual’.
Ø Manusia : “raja di
alam semesta”.
v Ideal Hidup.
3.
Manusia ideal : “bebas, mandiri, aktif, progresif,
dan kreatif”, à individualistis dan
meterialistis
v Status Persona.
Person/individu,
bebas, mandiri, percaya diri, rasional, realistis dan terbuka
- Kebudayaan Timur.
- Sistem Pengetahuan
.
- Citra/ kualitas
manusia : “hati nurani”/ keluhuran budi; bukan ‘intelektualitas’. Bukan “kecerdasan” tapi “kebaikan”.
- Tao, Konfusius
dan Budhisme : jaga “keseimbangan, keselarasan, ikuti dan
patuhi” alam dan hukum hukumnya. Manusia pantang ‘melawan,
merombak, menyerang, menguasai dan mengeksploitasi’.
- Realita alam tak
perlu di tata, di golongkan dan di definisikan, cukup di “pahami, di
hayati, di nilai/ di hargai/ di apresiasi dan di amalkan/ laksanakan”
dalam hidup sesuai ‘hukum alam’ dan ‘fitrah yang Maha Kuasa’.
–
Sistem berfikir (konsep abstrak) : “paduan akal
budi & hati nurani – intuisi – simbolik”.
•
Ilmu, tradisi timur : hasilkan “kebaikan &
kebijaksanaan” hidup.
b)
Sikap pada alam.
Ø Harmoni, balance,
sesuaikan dan taat, pada hukum alam.
Ø Pengendalian diri : kunci
kuasai ‘cipta/ IQ, rasa/ EQ, karsa/ SQ’; mendapatkan “kebaikan dan
kebijaksanaan”.
Ø Percaya : kuasai,
menyerang, dan eksploitasi alam, beresiko pada “diri manusia”.
b)
Ideal hidup.
Ø Konsep manusia ideal : ‘baik
dan bijaksana’. Tidak congkak dan sombong, tonjolkan diri, suka unjuk
kebolehan di depan publik. Kesan : ‘familier, solider, toleran’.
Ø Peka dan tahu diri :
pertimbangkan norma dan nilai sebelum bertindak. Kesan : “permisif,
pasif, tertutup”.
Tanggung
jawab : kerahkan seluruh kemampuan, meski resiko tinggi bagi diri sendiri.
Kesan : ‘tak rasional, realistis dan tidak kreatif
v Perspektif timur : ‘individu
terkendali/ tidak bebas, serba hubungan, peka, familier, solider, toleran, permisif,
rekreatif, intuitif, simbolis, baik dan bijaksana’.
jo wo.
6 Pengertian Adab
Arti Adab:
-Akhlak, sopan santun, kehalusan
budi.
Manusia beradab : “berakhlak, berbudi pekerti luhur, sopan santun”
menurut ‘manusia sekelilingnya’/ masyarakat.
v Adab : ‘value’, sifat
abstrak; ukuran “baik – buruk/ kelayakan” manusia. Manusia yang tidak beradab –
tak layak disebut manusia – ‘biadab’.
Akhlak,
kesopanan/ adab : konsep berpedoman ‘nilai dan norma’. Setiap
daerah dan komunitas berbeda “nilai & norma” nya. Di
masyarakat bhineka : adabnya beragam
q Adab : “pedomana”
setiap manusia/ orang dalam beraktivitas/ berinteraksi, dibutuhkan semua orang.
v Sapardi Djoko Damono :
adab berkaitan dgn “organisasi sosial,
kebudayaan, dan tata cara berkehidupan”. Perbedaan ‘corak &
sifat’ suatu organisasi, kebudayaan dan tata cara hidup, manifestasi ‘perbedaan
adab’.
Ø Siklus adab :
‘tumbuh—kembang—mapan—geser—surut—musnah/mati’.
q Keadaban dan Peradaban
Indonesia kini,
kembangkan
pengaruh dari luar. Keadaban dan
Peradaban “original
lokal” nasibnya terpinggirkan.
Unsur
unsur adab
¡ Akhlak, kesopanan, budi
luhur (adab), hakekatnya : ‘value/ nilai’. Frans Magnis Suseno : unsur
unsur adab adalah :
1)
Nilai/ value.
2)
Moral.
2)
Norma.
¡ Nilai / value.
v Prof, DR. Lasio, niali :
kata benda abstrak artinya ‘keberhargaan’ (worth) / ‘kebaikan’ (goodness).
7 problematika masyarakat beragam
Didalam kelompok-kelompok sering kali
terjadi segmentasi karena memiliki kebudayaan yang berbeda.
Struktur sosial terbagi-bagi kedalam
lembaga-lembaga yang bersifat non komplemeter.
Kurang adanya pengembangan konsesus
diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat
dasar.
Secara relatif sering kali terjadi
konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya, karena adanya
perbedaan.
Secara relatif intergrasi sosial tumbuh
diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.
Adanya dominasi politik oleh suatu
kelompok terhadap kelompok yang lain.
8
v 9 Peran & fungsi sains teknologi dalam
peradaban manusia sangat ‘fital’, - industri, pertahanan,
transportasi, telekomunikasi, pengolahan data, dll. Sains & teknologi
membuka kesadaran : “kondisi dunia seolah tanpa batas – globalisasi”.
v Peran & fungsi sains sebelum abad 14-15, “knowledge”
digunakan u/ menyelidiki sesuatu “luhur, halus” (value) yang
berhubungan dengan ‘kemanusian’. Masa positifisme, sains di
gunakan untuk kegiatan “teknis, praktis, fisis dan materi”. Abad
sains (renaisance) : “awal pertumbuhan & perkembangan applied
sciences, dan teknologi”.
10 Hubungan Manusia, Sains & Teknologi.
Ø Korelasi manusia dengan sains & teknologi sangat
erat signifikanysinya. Sebagai makhluk
budaya, ‘manusia’ senantiasa ‘mempelajari,
mengembangkan, menghasilkan dan menggunakan sains dan teknologi’. Sebaliknya,
‘sains & teknologi’ menyadarkan manusia, kondisi dunia serasa
tanpa batas.
Ø Sains & teknologi dapat meningkatkan “kualitas”
dan “memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia”. “Menjawab dan
memecahkan” segala persoalan hidup, meskipun juga “menimbulkan” banyak
masalah bagi manusia. Yang pasti sekarang, ‘manusia tak mungkin di lepas
hubungan dan kebutuhan akan ilmu & teknologi’.
Ø Manusia (budaya) : “pencipta, pendukung dan
pengguna” sains & teknologi.
Ø Pencipta : dengan potensi ‘akal budhi’-nya
manusia menghimpun, menyusun, dan
menghasilkan sains dan teknologi.
Ø Pendukung : ‘keinginan’ manusia u/
kembangkan, lestarikan sains tek.
Ø Pengguna : hanya manusia yang “manfaatkan,
melakukan dan memakai” sains & teknologi dalam aktifitas hidupnya
untuk berbagai kepentingan.
Ø Sains & teknologi : produk manusia, berarti “kebudayaan”.
Manusia : penentu dan memiliki posisi “sentral” dalam
meletakan arah, tujuan, manfaat dan penggunaan sain teknologi.
Ø Arah, tujuan, manfaat dan penggunaanya tergantung “sikap
mental dan moral” manusia selaku pencipta, pendukung dan pengguna sains
& teknologi. Karena sifatnya sebagai “instrumen”. JO WO.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar